"Penalaran"
Argumentasi
adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan
pendapat orang lain, agar mereka percaya dan akhirnya bertindak sesuai
apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara. Argumentasi merupakan
dasar yang paling fundamental dalam ilmu pengetahuan. Dalam dunia ilmu
pengetahuan, argumentasi itu digunakan untuk mengajukan bukti atau
menentukan kemungkinan untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai
suatu hal.
Proposisi
Penalaran (reasoning,
jalan pikiran) adalah suatu proses berfikir yang berusaha menghubungkan
fakta atau evidensi yang diketahui menuju kepada kesimpulan. Penalaran
bukan saja dapat dilakukan dengan mempergunakan fakta yang masih
berbentuk polos, tetapi dapat juga mengunakan fakta yang telah
dirumuskan dalam kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan.
Inferensi dan Implikasi
Tiap proposisi dapat mencerminkan dua macam kemungkinan. Pertama, ia
merupakan ucapan faktual sebagai akibat dari pengalaman atau pengetahuan
seseorang mengenai suatu hal. Kedua proposisi dapat juga merupakan
pendapat, atau kesimpulan seorang mengenai sesuatu hal.
Wujud Evidensi
Unsur yang paling penting dalam suatu tulisan argumentatif adalah
evidensi. Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua
kesaksian, semua informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang
dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan
tidak boleh dicampur adukan dengan apa yang dikenal sebagai pernyatan atau penegasan.
Cara Menguji Data
Supaya data dan informasi dapat dipergunakan dalam penalaran data dan
informasi itu harus merupaka fakta. Dibawah ini merupak cara untuk
pengujian data.
a. Obervasi
Fakta
yang diajukan sebagai evidensi mungkin belum memuaskan seseorang
pengarang atau penulis. Untuk lebih meyakinkan dirinya sendiri dan
sekaligus dapat mengunakan sebaik – baiknya dalam usaha meyakinkan para
pembaca, maka kadang – kadang pengarang merasa perlu untuk mengadakan
peninjauan atau obervasi singkat untuk mengecek data atau informasi itu.
b. Kesaksian
Keharusan
menguji data dan informasi, tidak harus selalu dilakuan dengan
obervasi. Kadang sangat sulit untuk mengaharuskan seorang mengadakan
obervasi atas obyek yang akan dibicarakan.
c. Autoritas
Cara
ketiga untuk menguji fakta dalam usaha menyusun evidensi adalah meminta
pendapat dari suatu otoritas, yakin dari pendapat seorang ahli, atau
mereka yang menyelidiki fakta dengan cermat, memperhatikan semua
kesaksian,menilai semua fakta kemudian memberikan pendapat mereka sesuai
dengan keahlian mereka dalam bidang itu.
Cara Menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu
merupakan fakta, maka harus diadakan penelitian, apakah data” atau
informasi itu merupakan kenyataan atau hal yang sunguh – sunguh terjadi.
a. Konsistensi
Dasar pertama yang dipakai untuk mengatakan fakta mana yang akan dipakai sebagai evidensi adalah konsistenan.
b. Koharensi
Dasar kedua yang bisa dipakai untuk mungji fakta yang dapat diperguanakan sebagai evidenis adalah masalah koharensi. Semua
fakta yang akan digunakan sebagai evidensi harus pula khoren dengan
pengalam manusia, atau sesuai dengan pandangan atau sikap yang berlaku.
Cara Menilai Autoritas
Seorang penulis yang baik dan obyektif selalu akan menghindari semua
desas – desus, atau kesaksian dari tangan kedua. Penulis yang baik akan
membedakan pula apa yang hanya merupakan pendapat saja, atau pendapat
yang sunguh – sunguh didasarkan atas penelitian atau data – data
eksperimental. Untuk menilai suatu autoritas, penulis dapat memeilih
beberapa pokok berikut.
a. Tidak Mengandung Prasangka
Dasar
pertama yang perlu diketahui oleh penulis adalah bahwa pendapat
autoritas sama sekali tidak boleh mengandung prasangka, pendapat itu
disusun oleh beradasarkan penelitian yang dilakukan oleh ahli itu
sendiri, atau berdasarkan pada hasil – hasil eksperimental yang
dilakukannya.
b. Pengalam dan Pendidikan Autoritas
Dasar
kedua yang harus diperhitungkan penulis untuk menilai pendapat suatu
auoriatas adalah menyangkut pengalaman dan pendidikan autoritas.
Pendidikan yang diperoleh menjadi jaminan awal.
c. Kemashuran dan Presite
Faktor
ketiga yang harus diperhatikan oleh penulis untuk menilai autoritas
adalah meneliti apakah pernyataan atau pendapat yang akan dikutip
sebagai autoritas itu hanya sekedar bersembunyi dibalik kemasruhan dan
prestise pribadi dibidang lain.
d. Khorensi dengan Kemajuan
Hal
yang keempat yang perlu diperhatikan penulis argimentasi adalah apakah
pendapat yang diberkan autoritas itu sejalan dengan perkembangan dan
kemajuan jaman, atau khoren dengan pendapat atau sikap terakhir dalam
bidang itu.
SUMBER :
http://tugas21109900softskills.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar